Kamis, 12 Mei 2016

Makalah Perencanaan Pengajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Selain tujuan, perencanaan pengajaran juga bermanfaat untuk mendukung pencapaian suatu pengajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Adapun jenis-jenis perencanaan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. (Harjanto, 2006:20)
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan rencana pengajaran secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang pengertian, tujuan dan pentingnya perencanaan, manfaat dan jenis-jenis perencanaan pengajaran.. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dalam merencanakan suatu pengajaran dapat direncanakan secara baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan undang-undang.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian perencanaan pengajaran?
2.      Apa saja tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran?
3.      Apa saja manfaat perencanaan pengajaran?
4.      Apa saja jenis-jenis perencanaan pengajaran?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut.
1.      Mengetahui pengertian perencanaan pengajaran.
2.      Mengetahui tujuan dan pentingnya perencanaan pengajaran.
3.      Mengetahui manfaat perencanaan pengajaran.
4.      Mengetahui jenis-jenis perencanaan pengajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan Pengajaran
Perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan program pembelajaran dapat berupa perencanaan dalam kegiatan sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan untuk kegiatan tahunan sesuai dengan tujuan kurikulum yang hendak dicapai. Dengan demikian, isinya bisa terdiri dari tujuan khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran, waktu yang diperlukan, sampai pada bentuk evaluasi yang akan digunakan. (Prastowo, 2015:34)
Perencanaan memiliki berbagai macam pengertian dari berbagai ahli yang telah mengemukakan. Pengertian-pengertian tersebut sebenarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Dan penulis akan memaparkan berbagai pengertian perencanaan pengajaran.
Jika dilihat secara terminologi, perencanaan pembelajaran pada dasarnya tersusun dari dua kata yaitu perencanaan dan pengajaran. Hamzah B. Uno mengungkapkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi, sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Dengan kata lain makna kata perencanaan pembelajaran adalah suatu cara yang memuaskan disertai dengan langkah-langkah antisipatif untuk membuat pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan kehidupan siswa. Oleh karena itu, suatu perencanaan bukan hanya harapan yang ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan tersimpan dalam benak guru, melainkan harapan dan angan-angan serta bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk pencapaiannya dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis.
Ismawati (2010:1) membagi pengertian perencanaan menjadi dua bagian, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara khusus. Perencanaan pengajaran secara umum adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang ditentukan. Sedangkan perancanaan pengajaran secara khusus adalah segala bentukkegiatan yang dibuat, dirancang, dan dipersiapakan untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar secara optimal. Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang dilakukan. Perencanaan haruslah mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Berpangkal dari pemahaman di atas maka perencanaan mengandung enam pokok pikiran, yakni:
a.       Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
b.  Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
c.       Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
d.  Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beraneka ragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
e.    Penilaian alternatif yang paling baik, alam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
f.     Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan. (Harjanto,2008:2-3)
Oemar Hamalik dalam bukunya Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (2011) mengemukakan bahwa perencanaan secara umum adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Sedangkan menurut perencanaan pengajaran  secara khusus yaitu segala bentuk kegiatan yang dibuat, dirancang, dan dipersiapkan untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar secara optimal.
Definisi lain menyebutkan menurut cunningham dalam Uno (2008:1)  mengemukakan bahwasannya perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, asumsi, untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan. Perencanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. (Uno, 2008:2)
Jadi dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencaan pengajaran yaitu rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
B.     Tujuan Dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran
Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan bagian dari tujuan yang menjadi yang menjadi dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu, dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang sangat penting dan sangat menentukan.
Menurut Deshimer (dalam Prastowo, 2015:41) ada dua alasan perlunya perencanaan yakni pertama, hakikat manusia yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya. Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai aktivitas.  
Pentingnya perencanaan pendidikan di indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek. Tanpa perencanaan maka banyak masalah pendidikan yang akan tertunda penanganannya, dan hal ini dapat menambah besarnya permasalahan pada tahun berikutnya. Melalui perencanaan suasana kritis yang diperlihatkan aspek-aspek pendidikan menjadi berkurang. (Harjanto, 2008:22)
Perlunya perencanaan pengajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. (dalam Uno, 2008:3) upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
1.      Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan prencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perencanaan pengajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran tahapan yang akan dilakukan oleh guru tau dosen, telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar.
3.      Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar. Kualitas pembelajaran juga banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang.
4.      Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakterisik siswa..
5.      Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. Inti dari desain pembelajara yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Wina Sanjaya (2013:31-32) ada empat alasan mengapa perencanaan pengajaran perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a.       Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Sesederhana apa pun proses pembeajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses  yang  bertujuan,.  Dengan  demikian,  semakin  kompleks  tujuan  yang  harus  dicapai,  maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun guru.
b.      Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Bukankah segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa? Apalah artinya guru sebagai pengelola pembelajaran tanpa siswayang dikelola? Demikian juga halnya siswa tanpa guru dalam  proses  pembelajaran  tidak  mungkin  berjalan  efektif,  apalagi  untuk  siswa  yang  masih memerlukan  bimbingan  sepenuhnya  pada  guru,  misalnya  siswa  pada  tingkat  pendidikan  dasar, utamanya  di  SD/MI,  maka  peran  guru  sangat  diperlukan.  Dengan  demikian,  dalam  proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Di sini pentingnya perencanaan pembelajaran.  Guru  perlu  merencanakan  apa  yang  harus  dilakukan  oleh  siswa  agar  tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di samping guru juga harus  merencanakan  apa  yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran.
c.       Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks
Pembelajaran  bukan  hanya  sekadar menyampaikan  materi  pelajaran,  melainkan  suatu  proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda; mereka  juga  memiliki  gaya  belajara  ynag  berbeda. Ituah  sebabnya  proses  pembelajaran  adalah proses  yang  kompleks,  yang  harus  memperhitungkan  berbagai  kemungkinan  yang  akan  terjadi. Kemungkinan ituah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
d.      Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Salah  satu  kelemahan  guru  dewasa  ini  dalam  pengelolaan  pembelajaran,  yaitu  kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia Dibandingkan dengan profesi lain, guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana khususnya dalam memanfaatkan  hasil  teknologi.  Dewasa  ini,  seiring  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan,  begitu pesatnya kemajuan dan perkembangan hasil tekhnologi yang dapat digun akan oleh guru untukn menunjang keberhasilan proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran misalnya, guru dapat memanfaatkan sarana e-learning, bahkan email, blog, dan web site. Dengan teknologi internet, guru bisa memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir bagi siswa. Proses pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu  perlu  perencanaan  yang  matang  bagaimana  memanfaatkannya  untuk  keperluan  pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Jadi perencanaan dalam pengajaran sangat penting karena membantu guru dalam proses pencapaian tujuan.

C.    Manfaat Perencanaan Pengajaran
Suatu usaha dikatakan berhasil bila semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh manfaat. Bisa ibaratkan seperti dalam kegiatan perusahaan, yang berarti bahwa pemilik perusahaan memperoleh keuntungan, pelanggan puas dengan harga dan mutu barang atau jasa yang di tawarkan, dan karyawan memperoleh gaji yang cukup dan bangga akan hasil kerjanya. Begitupun dengan kita yang bekerja dalam bidang pendidikan haruslah ada manfaat yang serupa.
Menurut Kemp (1994:20) dalam bukunya Proses Perancangan Pengajaran, ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh pihak-pihak yang bersangkutan, antara lain :
1.   Administrator atau pengelola program memerlukan bukti tentang proses belajar yang efektif dan efisien dalam batas biaya yang wajar atau dapat diterima. (sekarang bukan lagi saatnya untuk mengatakan,‘ini kelihatanya seperti program yang baik atau ‘Program ini dapat diterima karena siswa menyukainya ‘Kita memerlukan bukti yang terpercaya dalam hal keberhasilan).
2. Perancang pengajaran membuktikan bukti bahwa program yang dirancangnya memuaskan. Indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh siswa dalam batas waktu yang tepat.
3.  Guru ingin melihat siswanya memperoleh semua kemampuan yang diharapkan dan juga ingin secara pribadi mebina hubungan positif dengan siswa.
4.   Siswa ingin berhasil dan juga ingin mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan.
Menurut Ismawati (2010) keuntungan perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan kita dapat menganilisis, mengidentifikasi,dan memecahkan masalah sesuai dengan yang diharapkan.
2.    Suatu perencanaan yang sistematik diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Proses semacam ini dapat berjalan dengan baik, karena kita:
a.    Merumuskan secara spesifik dan sesuai dengan kebutuhan,
b.    Menggunakan logika, setapak demi setapak menuju proses yang diharapkan,
c.    Memperhatikan bermacam-macam pendekatan dan memilih yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi,
d.   Menggunakan istilah dan langkah yang jelas, mudah dikomunikasikan dan dipahami orang lain.

Menurut Wina Sanjaya (dalam Prastowo, 2015:48) mengungkapakan bahwa manfaat perencanaan pembelajaran meliputi empat macam yaitu: Pertama, melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Kedua, sebagai alat untuk memecahkan masalah melaui perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasiniya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya. Ketiga, yaitu memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian perencanaan yang matang sangat diperlukan yaitu perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis, artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan teroganisasi.
D.    Jenis-janis atau model perencanaan pengajaran.
Harjanto dalam bukunya Perencanaan Pengajaran (2006:20) mengungkapkan bahwa jenis-jenis perencanaan perencanaan berdasarkan besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
1.  Perencanaan Makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Seperti mata pelajaran bahasa Arab sudah terencana dan diatur dalam peraturan Kemenag.
2.    Perencanaan Meso. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit lainnya. Seperti pengadaan MGMP pada setiap daerah.
3.    Perencanaan Mikro. Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembaga diperhatikan, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro maupun meso. Seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru untuk digunakan dalam pengajaran di kelas.
Sedangkan perencanaan jika ditinjau dari telaahnya terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan Strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Misalnya, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di sekolah oleh guru didasarkan pada kurikulum apa yang hendak digunakan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Perencanaan Manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Misalnya adanya silabus untuk pedoman dalam proses pengajaran.
3. Perencanaan Operasional, memusatkan perhatian pada apa yanga akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial. Misalnya implemantasi dari silabus yang akan digunakan.
Perencanaan ditinjau dari jangka waktu maka dibedakan dalam:
1.    Perencanaan jangka panjang, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun.
2.    Perencanaan jangka menengah, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.
3.    Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu  antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang. Misalnya program tahunan (prota) yang menjelaskan tentang rencana pengajaran yang akan dicapai selama satu tahun.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Perencaan pengajaran yaitu rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan dapat tercapai. Dengan adanya perencaan pengajaran, membantu guru dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.
Perlunya perencanaan pengajaran juga dimaksudkan supaya memperbaiki kualitas pengajaran perlu diawali dengan prencanaan pengajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pengajaran.

B.     Saran
Dengan mengetahui pentingnya perencanaan  pengajaran, diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami dan merencanakan segala sesuatu sebelum kegiatan mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

B.Hamzah, Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
E Kemp, Jerrold. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.
Hamalik.Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismawati, Esti. 2010. “Perencanaan Pengajaran Bahasa”. Surakarta: Yuma Pustaka.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya,  Wina.  2013.  “Perencanaan  dan  Desan  Sistem  Pembelajaran”.  Jakarta:  Kencana Prenadamedia Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar