BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas
penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di
dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Selain tujuan, perencanaan
pengajaran juga bermanfaat untuk mendukung pencapaian suatu pengajaran baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Adapun jenis-jenis perencanaan pengajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. (Harjanto, 2006:20)
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka
seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan rencana pengajaran
secara jelas dan tegas. Oleh karena itu, melalui tulisan yang sederhana ini
akan dikemukakan secara singkat tentang pengertian, tujuan dan pentingnya perencanaan, manfaat
dan jenis-jenis perencanaan pengajaran..
Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar
dalam merencanakan suatu pengajaran dapat
direncanakan secara baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan
berdasarkan undang-undang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian perencanaan
pengajaran?
2. Apa saja tujuan dan
pentingnya perencanaan pengajaran?
3. Apa saja manfaat
perencanaan pengajaran?
4. Apa saja jenis-jenis
perencanaan pengajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian
perencanaan pengajaran.
2. Mengetahui tujuan dan
pentingnya perencanaan pengajaran.
3. Mengetahui manfaat
perencanaan pengajaran.
4. Mengetahui jenis-jenis
perencanaan pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Pengajaran
Perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan
kurikulum sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan
program pembelajaran dapat berupa perencanaan dalam kegiatan sehari-hari,
kegiatan mingguan, bahkan rancangan untuk kegiatan tahunan sesuai dengan tujuan
kurikulum yang hendak dicapai. Dengan demikian, isinya bisa terdiri dari tujuan
khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran,
waktu yang diperlukan, sampai pada bentuk evaluasi yang akan digunakan. (Prastowo,
2015:34)
Perencanaan memiliki berbagai macam pengertian
dari berbagai ahli yang telah mengemukakan. Pengertian-pengertian tersebut
sebenarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama. Dan penulis akan memaparkan
berbagai pengertian perencanaan pengajaran.
Jika dilihat secara terminologi, perencanaan pembelajaran
pada dasarnya tersusun dari dua kata yaitu perencanaan dan pengajaran. Hamzah
B. Uno mengungkapkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi, sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pembelajaran adalah
kegiatan mengajar yang bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran, melainkan
juga sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Dengan kata lain
makna kata perencanaan pembelajaran adalah suatu cara yang memuaskan disertai
dengan langkah-langkah antisipatif untuk membuat pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, sehingga dapat membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan
kehidupan siswa. Oleh karena itu, suatu perencanaan bukan hanya harapan yang
ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan tersimpan dalam benak guru,
melainkan harapan dan angan-angan serta bagaimana langkah-langkah yang harus
dilaksanakan untuk pencapaiannya dideskripsikan secara jelas dalam suatu
dokumen tertulis.
Ismawati (2010:1) membagi pengertian
perencanaan menjadi dua bagian, yaitu pengertian secara umum dan pengertian
secara khusus. Perencanaan pengajaran secara umum adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang ditentukan. Sedangkan perancanaan pengajaran
secara khusus adalah segala bentukkegiatan yang dibuat, dirancang, dan
dipersiapakan untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar secara optimal.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang dilakukan.
Perencanaan haruslah mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan
suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Berpangkal dari pemahaman di atas maka
perencanaan mengandung enam pokok pikiran, yakni:
a. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
b. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan
sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
c. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
d. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beraneka ragam dan
merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
e. Penilaian alternatif yang paling baik, alam arti yang mempunyai efektivitas
dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
f. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman
dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan. (Harjanto,2008:2-3)
Oemar Hamalik dalam bukunya Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (2011) mengemukakan bahwa perencanaan
secara umum adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil
yang diinginkan. Sedangkan menurut perencanaan pengajaran secara khusus yaitu segala bentuk kegiatan
yang dibuat, dirancang, dan dipersiapkan untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar secara optimal.
Definisi lain menyebutkan menurut cunningham
dalam Uno (2008:1) mengemukakan
bahwasannya perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, asumsi, untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan
dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan yang diperlukan, dan perilaku
dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Berdasarkan
rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan.
Perencanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut bisa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit
dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya pembelajaran memusatkan
perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang
dipelajari siswa”. (Uno, 2008:2)
Jadi dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa perencaan pengajaran yaitu rencana yang dibuat oleh guru
untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan
dapat tercapai.
B. Tujuan Dan Pentingnya
Perencanaan Pengajaran
Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara,
mempertahankan, dan mengembangkan bagian dari tujuan yang menjadi yang menjadi
dasar integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan pengajaran.
Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat
membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu
sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu, dan memberi peluang untuk lebih
mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan
sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya
menempati posisi yang sangat penting dan sangat menentukan.
Menurut Deshimer (dalam Prastowo, 2015:41) ada
dua alasan perlunya perencanaan yakni pertama, hakikat manusia yang memiliki
kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya. Kedua, setiap
manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai
aktivitas.
Pentingnya perencanaan pendidikan di indonesia
ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek. Tanpa perencanaan
maka banyak masalah pendidikan yang akan tertunda penanganannya, dan hal ini
dapat menambah besarnya permasalahan pada tahun berikutnya. Melalui perencanaan
suasana kritis yang diperlihatkan aspek-aspek pendidikan menjadi berkurang. (Harjanto,
2008:22)
Perlunya perencanaan pengajaran dimaksudkan
agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. (dalam Uno, 2008:3) upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan prencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perencanaan pengajaran dapat dijadikan titik
awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena
dalam desain pembelajaran tahapan yang akan dilakukan oleh guru tau dosen,
telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan
pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Dengan pendekatan sistem akan memberikan
peluang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi
belajar.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
Kualitas pembelajaran juga banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran itu
dirancang.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan. Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan.
Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan
atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakterisik siswa..
5. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar. Inti dari desain pembelajara yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Wina Sanjaya (2013:31-32) ada empat alasan mengapa perencanaan
pengajaran perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Sesederhana apa pun proses pembeajaran yang dibangun oleh
guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Guru yang hanya
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan ceramah, tentu saja
ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang melakukan
proses pembelajaran dengan menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu
adalah proses yang bertujuan,.
Dengan demikian, semakin
kompleks tujuan yang
harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses
pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus
disusun guru.
b. Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan
siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam
suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Bukankah
segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa? Apalah artinya guru sebagai
pengelola pembelajaran tanpa siswayang dikelola? Demikian juga halnya siswa
tanpa guru dalam proses pembelajaran
tidak mungkin berjalan
efektif, apalagi untuk
siswa yang masih memerlukan bimbingan
sepenuhnya pada guru,
misalnya siswa pada
tingkat pendidikan dasar, utamanya di
SD/MI, maka peran
guru sangat diperlukan.
Dengan demikian, dalam
proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis.
Di sini pentingnya perencanaan pembelajaran.
Guru perlu merencanakan
apa yang harus
dilakukan oleh siswa
agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara optimal, di samping guru juga harus merencanakan
apa yang sebaiknya diperankan
oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran.
c. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks
Pembelajaran
bukan hanya sekadar menyampaikan materi
pelajaran, melainkan suatu
proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisme yang unik,
yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja.
Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda; mereka juga
memiliki gaya belajara
ynag berbeda. Ituah sebabnya
proses pembelajaran adalah proses
yang kompleks, yang
harus memperhitungkan berbagai
kemungkinan yang akan
terjadi. Kemungkinan ituah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang
matang dari setiap guru.
d. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Salah satu kelemahan
guru dewasa ini
dalam pengelolaan pembelajaran,
yaitu kurangnya pemanfaatan
sarana dan prasarana yang tersedia Dibandingkan dengan profesi lain, guru
termasuk profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana khususnya dalam memanfaatkan
hasil teknologi. Dewasa
ini, seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan,
begitu pesatnya kemajuan dan perkembangan hasil tekhnologi yang dapat
digun akan oleh guru untukn menunjang keberhasilan proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran misalnya, guru dapat memanfaatkan sarana
e-learning, bahkan email, blog, dan web site. Dengan teknologi internet, guru
bisa memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir bagi siswa.
Proses pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan
prasarana secara tepat. Untuk itu
perlu perencanaan yang
matang bagaimana memanfaatkannya untuk
keperluan pencapaian tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Jadi perencanaan dalam pengajaran sangat penting karena membantu guru dalam
proses pencapaian tujuan.
C. Manfaat Perencanaan
Pengajaran
Suatu usaha dikatakan berhasil bila
semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh manfaat. Bisa ibaratkan
seperti dalam kegiatan perusahaan, yang berarti bahwa pemilik perusahaan
memperoleh keuntungan, pelanggan puas dengan harga dan mutu barang atau jasa
yang di tawarkan, dan karyawan memperoleh gaji yang cukup dan bangga akan hasil
kerjanya. Begitupun dengan kita yang bekerja dalam bidang pendidikan haruslah
ada manfaat yang serupa.
Menurut Kemp (1994:20)
dalam bukunya Proses Perancangan Pengajaran,
ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh pihak-pihak yang bersangkutan, antara
lain :
1. Administrator atau pengelola program memerlukan bukti tentang
proses belajar yang efektif dan efisien dalam batas biaya yang wajar atau dapat
diterima. (sekarang bukan lagi saatnya untuk mengatakan,‘ini kelihatanya
seperti program yang baik’ atau ‘Program ini
dapat diterima karena siswa menyukainya ‘Kita memerlukan bukti yang terpercaya
dalam hal keberhasilan).
2. Perancang pengajaran membuktikan bukti bahwa program yang dirancangnya
memuaskan. Indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh siswa
dalam batas waktu yang tepat.
3. Guru ingin melihat siswanya memperoleh semua kemampuan yang
diharapkan dan juga ingin secara pribadi mebina hubungan positif dengan siswa.
4. Siswa ingin berhasil dan juga ingin mendapatkan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan memuaskan.
Menurut Ismawati (2010) keuntungan
perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan kita dapat menganilisis,
mengidentifikasi,dan memecahkan masalah sesuai dengan yang diharapkan.
2. Suatu perencanaan yang sistematik diharapkan dapat mencapai hasil
yang maksimal. Proses semacam ini dapat berjalan dengan baik, karena kita:
a. Merumuskan secara spesifik dan sesuai dengan kebutuhan,
b. Menggunakan logika, setapak demi setapak menuju proses yang
diharapkan,
c. Memperhatikan bermacam-macam pendekatan dan memilih yang lebih
sesuai dengan situasi dan kondisi,
d. Menggunakan istilah dan langkah yang jelas, mudah dikomunikasikan
dan dipahami orang lain.
Menurut Wina Sanjaya (dalam Prastowo, 2015:48) mengungkapakan bahwa manfaat
perencanaan pembelajaran meliputi empat macam yaitu: Pertama, melalui
proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan. Kedua, sebagai alat untuk memecahkan masalah
melaui perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasiniya sebab
berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya. Ketiga, yaitu
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian perencanaan yang
matang sangat diperlukan yaitu perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung
secara sistematis, artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya
akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan teroganisasi.
D.
Jenis-janis atau model perencanaan pengajaran.
Harjanto dalam bukunya Perencanaan Pengajaran (2006:20)
mengungkapkan bahwa jenis-jenis perencanaan perencanaan berdasarkan besaran
atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
1. Perencanaan Makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai
dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Seperti mata
pelajaran bahasa Arab sudah terencana dan diatur dalam peraturan Kemenag.
2. Perencanaan Meso. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan
makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi
yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat
operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit
lainnya. Seperti pengadaan MGMP pada setiap daerah.
3. Perencanaan Mikro. Diartikan sebagai perencanaan tingkat
institusional, dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat
meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembaga diperhatikan, namun
tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro
maupun meso. Seperti pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru untuk digunakan dalam pengajaran di kelas.
Sedangkan perencanaan jika ditinjau dari telaahnya
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan Strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan
penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Misalnya, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) di sekolah oleh guru didasarkan pada kurikulum apa yang hendak digunakan
dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Perencanaan Manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk
mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Misalnya adanya silabus untuk pedoman dalam proses pengajaran.
3. Perencanaan Operasional, memusatkan perhatian pada apa yanga akan
dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial.
Misalnya implemantasi dari silabus yang akan digunakan.
Perencanaan ditinjau dari jangka waktu maka
dibedakan dalam:
1. Perencanaan jangka panjang, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun.
2. Perencanaan jangka menengah, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu
antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari rencana
jangka panjang.
3. Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan
merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang. Misalnya
program tahunan (prota) yang menjelaskan tentang rencana pengajaran yang akan
dicapai selama satu tahun.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Perencaan pengajaran yaitu rencana yang dibuat
oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan
siswa agar tujuan dapat tercapai. Dengan adanya perencaan pengajaran, membantu
guru dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.
Perlunya perencanaan pengajaran juga dimaksudkan supaya memperbaiki
kualitas pengajaran perlu diawali dengan prencanaan pengajaran yang diwujudkan
dengan adanya desain pengajaran.
B. Saran
Dengan mengetahui pentingnya perencanaan pengajaran, diharapkan bisa membantu
memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami dan merencanakan
segala sesuatu sebelum kegiatan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
B.Hamzah, Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
E Kemp, Jerrold. 1994. Proses Perancangan Pengajaran.
Bandung: ITB Bandung.
Hamalik.Oemar. 2010. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ismawati, Esti. 2010. “Perencanaan Pengajaran Bahasa”.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya,
Wina. 2013. “Perencanaan
dan Desan Sistem
Pembelajaran”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar