Selasa, 03 Februari 2015

Teruntuk Gadisku



Ah hujan, kau selalu romantis dimataku. Mengartikan setiap bait perasaan yang tersimpan di lubuk hati yang paling dalam. Hujan, kau mengingatkanku dengan gadis yang duduk di halte bus waktu itu. Gadis yang selalu ingin aku peluk. Aku ingin melindunginya dengan rasa yang aku miliki. Karena sejak saat itu dia menjadi gadisku seutuhnya.
Gerimis malam itu membuatku selalu merindukannya walaupun aku tahu cintaku tak akan mungkin terbalaskan. Aku tersadar dari angan yang tak mungkin aku raih. Siapa aku? Aku hanya seseorang yang hanya dia anggap kakak dan tak lebih dari seorang kakak.
Gadisku, maafkan aku yang telah mencoba merampas hatimu untuk ku rindu. Maafkan aku yang ingin selalu memelukmu lebih dekat. Maafkan aku yang merasa tersakiti ketika kau barsamanya. Aku tak berhak marah karena kau hanya sebatas adikku tapi hatiku tak bisa berbohong bahwa aku sangat menyayangimu lebih dari sekedar rasa sayang sebagai kakak.
Gadisku, aku ingin mengusap air matamu ketika kau menangis di sampingku malam itu. Ingin aku rengkuh pundakmu, menenangkanmu dalam dekapku. Tapi aku tak mampu. Sekat ini terlalu tebal untuk bisa aku tembus. Aku selalu ingat dengan statusku, aku siapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar