OTOBIOGRAFI
Nama saya Nur Afifah lahir di
Pekalongan, 14 Juni 1995. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya
seorang petani dan ibu saya seorang guru yang selalu menyayangi saya sejak
kecil. Saya dibesarkan di desa Sengare Talun yang jauh dari kata modern.
Pada umur 5 tahun saya sudah ingin
masuk Sekolah Dasar. Namun ketika ibu saya mendaftarkan saya, kepala sekolahnya
menolak karena saya masih terlalu dini. Semua itu tidak memadamkan semangat
saya untuk tetap berangkat sekolah dipagi hari dengan cara mengikuti kakak
sepupu. Berhubung di daerah tempat tinggal saya belum ada TK, setiap sore saya
sekolah di TPQ Darul Muta’allimin. Dan saya sering menjadi juara kelas.
Tepat umur 6 tahun saya diterima
menjadi siswa SD Sengare 03. Saya Mempunyai banyak teman yang sangat baik. Setiap pulang sekolah kami
biasanya bermain sambil belajar. Biasanya kami bermain sekolah-sekolahan.
Dengan semangat 45 saya bersedia menjadi guru dan seolah-olah mengajar
murid-muridnya. Karena dari dulu menjadi dosen atau guru adalah cita-cita yang
timbul dari lubuk hati yang paling
dalam.
Selama di SD, saya diajarkan
berbagai pengetahuan umum. Seperti Matematika, bahasa (jawa,Indonesia,Inggris)
dan sebagainya. Tidak hanya pengetahuan umum, saya juga dibekali oleh
pengetahuan sosial.
Saya terlahir dengan kulit kuning dan
mata sipit kecoklatan. Dan saya paling beda diantara keluarga saya sehingga
banyak yang mengejek
saya kalo saya anak dapat dari jalan dan mirip dengan orang lewat. Tetapi saya
anak yang aktif bermain dengan tetangga jadi saya anggap ejekan itu hanya
candaan. Saya selalu diperhatikan oleh orang tua saya. Tiap tengah hari kalo
belum makan pasti saya dicari sampai ketemu.
Pada umur 12 tahun saya melanjutkan
sekolah di MTs. Al-Hilal Tegalgubug. Saya sekolah sekalian tinggal di pondok
pesantren. Sebenarnya semua itu bukan kemauan saya karena saya ingin sekali
sekolah di daerah tempat tinggal sendiri. Namun entah mengapa akhirnya saya mau
juga mesantren. Sedih banget rasanya lulus SD langsung pisah dengan orang tua.
Semua itu untuk kebaikan saya juga. Setiap malam mau tidur selalu terbayang
wajah ibu dan pasti hanya tetesan air matalah yang menemani tidurku. Setelah
beberapa bulan di pesantren akhirnya saya baru sadar betapa kemandirian itu
sangat luar biasa. Dari rumah saya tidak bisa menyuci baju namun berkat di pesantern
saya jadi terbiasa melakukan semuanya sendiri.
Saya mendapatkan banyak teman dari
berbagai daerah. Ada yang dari Karawang, Subang, Indramayu, Jakarta, Pemalang,
Tegal, dll. Saya termasuk santri terkecil di Ponpes Baitul Hikmah. Maka dari
itu banyak kakak-kakak yang sangat menyayangi saya dan membantu semua kebutuhan
saya. Banyak hal yang saya dapatkan di pesantren terutama belajar memperdalam
ilmu agama dan memahami arti kehidupan yang sesungguhnya. Di Mts. saya sudah
mulai mengenal lawan jenis. Kadang timbul rasa suka sesama teman. Mungkin itu
yang dinamakan Cinta Monyet.
Lulus dari MTs. saya berkeinginan
untuk kembali ke daerah asal dan melanjutkan sekolah negeri di SMA 1 Kajen. Alhamdulillah saya ditrima di SMA 1
Kajen yang katanya merupakan SMA favorit di Kabupaten Pekalongan. Di sana saya
diajarkan ilmu pengetahuan mulai dari yang umum sampai yang khusus. Baru kali
ini saya bertemu dengan guru Matematika yang amat tidak saya suka cara mengajarnya.
Beliau bernama Bapak Eko Prawito. Cara penyampaian materi menggunakan Bahasa
Inggris sehingga membuat saya semakin tidak paham. Namun beliau sangat sabar
dan perhatian dengan murid. Setiap beliau melontarkan pertanyaan kepada saya
pasti hanya saya balas dengan senyum dan gelengan kepala. Beliau sampai hafal
dengan kebiasaan saya tersebut. Sehingga semua itu membuat kesan tersendiri.
Dan menginspirasi saya untuk tetap berusaha dan tidak menyerah.
Saya mendapatkan teman-teman baru
yang sangat luar biasa. Saya juga tinggal di pondok pesantren tepatnya di Ponpes
Tahfidzul Quran Asy-syifaa. Saya aktif diorganisasi PMR dan saya sering
mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh PMI. Alhamdulillah SMA 1 Kajen sering mendapatkan juara. Karena
kesibukan saya diorganisasi saya jadi sering pulang sore dan dimarahi pengurus
pondok pesantren. Hal itu membuat rasa tidak betah dan ingin pindah ke kos.
Atas restu orang tua beserta Bapak Kyai saya pindah ke kos dengan syarat setiap
malam harus tetap mengaji di pondok.
Dari dulu saya ingin hidup di
Semarang dengan kata lain saya ingin kuliah di Semarang. Prinsip saya dimanapun
sekolahnya asalkan bertempat di daerah Semarang. Atas izin Allah saya diterima
di Universitas Negeri Semarang jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Dan selama
kuliah saya kerja sampingan dengan membuka les privat mengaji. Saya lulus
dengan gelar S.Pd.
Lulus S1 Unnes saya mencoba mendaftar
beasiswa kuliah S2 di Al-Azhar University Cairo. Di sana saya menyelesaikan
studi selama 2 tahun. Pengalaman baru saya dapatkan dari sana. Mulai dari
perbedaan kebudayaan sampai paham-paham yang berbeda dengan Indonesia. Ternyata Al-azhar sama halnya dengan pondok
pesantren modern. Di sana diajarkan pendalaman ilmu agama terutama ketauhidan.
Bahasa sehari-hari menggunakan Bahasa Arab sehingga sangat cocok dengan jurusan
yang saya ambil. Saya kembali ke Tanah Air dengan gelar Nur Afifah S.Pd,Lc
Pada umur 25 tahun saya mulai bekerja
sebagai dosen Sastra dan Bahasa Arab di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Cita-cita yang saya impikan sejak kecil
akhirnya tercapai dimasa sekarang. Dan sejak saat itu saya mulai memikirkan
masa depan saya untuk mencari seorang imam sebagai pendamping hidup. Dan saya
dipertemukan dengan seseorang yang sangat menyayangi saya. Dia bernama Mochamad Ganang Al Wildan. Saya menjalin ikatan suci dengan dia pada tanggal 20 Februari 2020.
Kami diberi rizki oleh Allah seorang bayi cantik yang kita namakan Adinda Aurora Afdana. Suami saya bekerja
sebagai Manager disalah satu perusahaan swasta di Yogyakarta.
Umur 30 tahun saya dan suami
menunaikan kewajiban rukun islam yang kelima yaitu ibadah ke Tanah suci. Ternyata
semua itu adalah rencana yang sudah ditakdirkan Allah. Indah pada waktunya.
Semua ihtiar saya selama ini tidak sia-sia dan tak lupa selalu mengucap syukron katsiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar